English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Pantai Siuri


Pantai Siuri merupakan tempat wisata pemandian yang terletak di tepi Danau Poso, dengan pasirnya yang berwarna kuning keemasan menambah indahnya panorama alam. Banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.

Lokasi:
Desa Toinasa, Kecamatan Pamona Barat

Jarak Tempuh:
17 Km dari kota Tentena.

Transportasi:
Dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua, roda empat.

Fasilitas:

Sejarah Kabupaten Poso

Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una, dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.

Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni : Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Raja Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk dibawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala), dan khusus wilayah bagian Timur yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.

Sejak Tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.

Terbagi Dua
Pada 1918 seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang sekarang telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun Pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan adat Kerajaan (hukum adat).

Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen.

Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk yang meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibuk otanya Poso, yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van PoltselykBestuure (HPB).

Distrik Sulawesi Tengah
Ketiga Onderafdeeling ini meliputi beberapa Landschap dan terbagi dengan beberapa distrik yakni :
  • Onderafdeeling Poso, meliputi:Landschap Poso Lage berkedudukan di Poso, Landschap Lore berkedudukan di Wanga, Landschap Tojo berkedudukan di Ampana, Landschap Una Una berkedudukan di Ampana.
  • Onderafdeeling Bungku dan Mori meliputi : Landschap Bungku berkedudukan di Bungku, Landschap Mori berkedudukan di Mori.
  • Onderafdeeling Luwuk meliputi : Landschap Banggai berkedudukan di Luwuk.
  • Onderafdeeling Donggala
  • Onderafdeeling Palu
  • Onderafdeeling Toli Toli
  • Onderafdeeling Parigi
Kemudian pada tahun 1949 setelah realisasi pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah disusul dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah. Pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah pada tanggal 13-14 Oktober 1948 di Parigi yang mencetuskan suara rakyat se-Sulawesi Tengah agar dalam lingkungan Pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT). Sul-Teng dapat berdiri sendiri dan ditetapkan bapak Rajawali Pusadan Ketua Dewan Raja-Raja sebagai Kepala Daerah Otonom Sulawesi Tengah.

Daerah otonom
Selanjutnya, dengan melalui beberapa tahapan perjuangan rakyat Sulawesi Tengah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh A.Y Binol pada tahun 1952 dikeluarkan PP No. 33 thn 1952 tentang pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah yang terdiri dari Onderafdeeling Poso, Luwuk Banggai dan Kolonodale dengan Ibukotanya Poso dan daerah Otonom Donggala meliputi Onderafdeeling Donggala, Palu, Parigi, dan Toli Toli dengan Ibukotanya Palu.

Pada tahun 1959 berdasarkan UU No. 29 Thn 1959 Daerah Otonom Poso dipecah menjadi dua daerah Kabupaten yakni : Kabupaten Poso dengan Ibukotanya Poso dan Kabupaten Banggai dengan Ibukotanya Luwuk.

Kepala daerah
Bupati Kepala Daerah yang pernah memerintah di Kabupaten Poso:
  • R. Pusadan (1948-1952)
  • Abdul Latif Dg. Masiki (1952-1954)
  • Alimoeddin Dg. Matiro (1954-1956)
  • Djafar Lapasere (1956-1957)
  • S.Kabo (1957-1959)
  • A. Wahab (1959-1960)
  • Ngitung (1960-1962)
  • Drs. B.L Sallata (1962-1966)
  • Drs. Galib Lasahido (1967-1973)
  • Drs. R.P.M Koeswandi (1973-1984)
  • Soegiono (1984-1988)
  • Drs. J.W Sarapang (1988-1989)
  • Arief Patanga (1989-1999)
  • Drs. H. Abdul Muin Pusadan (1999-2004)
  • Andi Azikin Sayuti (2004-2005)
  • Drs. Piet Ingkiriwang (2005 - sekarang).

Danau Poso


Danau Poso adalah salah satu danau terbesar ketiga di Indonesia.
Danau Poso memiliki air yang sangat jernih sehingga dasar danau dapat terlihat dengan jelas dan tidak pernah keruh walaupun hujan atau banjir pada anak sungai yang mengalir ke danau. Habitat yang ada di danau ini adalah Sidat atau masyarakat setempat menyebutnya Sogili, juga Ikan Mas.

Keunikan lainnya yakni “Legenda Lampu Danau” yang dapat dilihat pada malam hari dan dapat berpindah – pindah tempat. Masyarakat yang tinggal disekitar Danau Poso mempercayai bahwa Lampu tersebut adalah mata dari Naga Penjaga Danau Poso. Kisah ini seperti Kisah Nessei, monster Lochnesss penghuni air tawar di Danau Skotlandia.

Lokasi :
Kecamatan Pamona Puselemba

Luas Danau :
23.300 Ha

Kedalaman rata-rata :
450 M

Panjang :
32 Km

Lebar :
16 Km

Tinggi :
600 M
diatas permukaan laut

Jarak Tempuh :
56 Km dari Kota Poso

Transportasi :
Kendaraan Roda Dua, Roda Empat

Fasilitas :
Disekitar Danau terdapat Hotel, Losmen,
Penginapan, Warung, Rumah Makan, Café

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More